0
Recorder And The Past
Posted by Unknown
on
04.50
in
The Past
Recorder And The Past
Cerita ini merupakan
cerita fiksi, jika terjadi kemiripan karakter, sikap, kejadian dan latar itu hanya merupakan MITOS belaka.
Namaku Naufal Dzaky Anwari. Siswa kelas 8 di sebuah SMP yang berada di
perbatasan kota dan nggak jauh- jauh amat dengan peternakan ayam. Yah semua
orang pasti tau sekolah itu. Aku adalah anak berkacamata. Lumayan tebal dan aku
benci kacamata tebalku. Karena rabunku sedah lumayan banyak. Menurutku, aku
kelihatan kayak orang “culun”. Di tambah lagi dengan kepribadianku yang suka diam
dan malu- malu. Aku mikir nggak ada cewek yang suka denganku.. Nggak apa, aku
nggak memaksa. Dari dulu aku cuma bener- bener suka sama seseorang . tapi aku
nggak pernah berani menyatakannya. Aku juga kelihatan sering putus asa dan
merasa “capek” buat jalanin hidup. Dan
saat berada di sekolah…….
????: Zak, Zak (sambil nggedor-nggedor bangku ku)
Aku : (Tersentak) Hah? Apa?
Aku membalikkan badanku ke arah meja belakang. Dan terlihat temanku, eh
bukan, sahabatku . “Kakak Besar”. Dia punyai banyak perbedaan denganku, dia terlihat
Cool (hekk).. Kami berdua cukup sering menghabiskan waktu bersama. Walaupun
kami nggak pernah sebangku di sekolah, tapi dia selalu duduk di meja yang
berada di belakang mejaku. Dan selalu menggedor-nggedor bagian belakang kursiku
kalo mau munta makan *eh. Maksudku kalau ada keperluan.
Kakak Besar : Lo kenapa?
Aku : nggak apa-apa. Cuman lagi mikir aja
Kakak Besar : Oh,
Lalu aku membalikkan badanku dan mulai memandang dan mendengarkan guru
ku dengan seksama. . ketenangan ku udah mulai terusik waktu guru ku mulai
ngasih pertanyaan.
Kakak Besar : (nggedor kursiku lagi)
Zak, ayo cepet lo bisa jawab kan?
Angkat tangan lo
Aku : Buat apa? Lo kan juga tau, ngapa
nggak lo aja?
Kakak Besar : Lo aja sana, biar
guru tau lo. Selama ini lo kan Cuman
diem
.
Aku : Nggak ah !!
Kakak Besar : lo nyia-
nyiain kesempatan lo biar bisa di kenal guru.
Aku cuma bisa diam waktu itu. Aku nggak pengen ngangkat tangan karena aku terlalu
malu dan sering grog kalo banyak yang ngeliat aku.
Bel pulang pun berbunyi. Semua murid pun bergegas untuk pulang. Sedang
aku dan kakak besar jalan ke Wartel tongkrongan kami. Dia nunggu jemputan dan
aku nunggu angkot sambil nemenin dia nunggu jemputan. Dia nggak pernah minta
aku nemenin dia nunggu jemputan. Tapi aku sendiri yang menawarkan diri. Kami
duduk di sana sambil ngobrol dan “ngitung roda bus” dan cewek cakep yang lewat
di depan kami.
Kakak Besar : inget nanti
kita hari pertama les .
Aku : udah tau .
Lalu beberapa teman kami lewat . Adit dan Opul. Mereka datang
menghampiri kami sambil nunggu bus kesayangan mereka berdua yaitu “DT”
menjemput mereka.
Aku : Nah dit, Jemputan lo lewat (sambil nunjuk
DT pink)
Adit : Aku nggak suka DT pink.
Kakak Besar : Ayo Zak jajan.
(sambil berjalan ke toko di sebelah
wartel)
Aku : Oke
Aku sering patuh dengan perkataan Kakak Besar. Bahkan aku jarang sekali
mbantah omongannya . Entah apa kejailan yang di lakukan, aku jarang mbales. Aku
lebih seneng patuh. Dia satu- satunya orang yang tau tentang Zulaikha waktu
itu. Dan salah satu aku percaya.
Adit dan Opul akhirnya pulang setelah mereka dijemput
bus kesayangannya. Kakak besar juga udah di jemput Kanjeng Maminya. Aku cepet-
cepet pulang karena aku harus les sore ini. Aku makan, mandi, ganti baju, dan
sholat habis itu berangkat.
Aku buru- buru
menuju ke tempat di mana aku biasa MENYETOP ANGKOT (bukan PURA- PURA MENYETOP
ANGKOT camkan itu). Di sana temanku lagi berdiri entah apa yang dia lakukan
(apa jangan- jangan dia yang PURA- PURA MENYETOP ANGKOT?) . Namanya Handoko .
dia merupakan tetangga jauh ku. Kami sering ngangkot bersama. Kami ngobrol di
dalam angkot. Sesampainya di tempat les, aku dan Handoko melihat teman kami
“Mbak Gendist” dan “Gominam” lagi jajan di emper depan tempat les. Tak berapa lama,
Kakak Besar pun terlihat keluar dari tempat persembunyiannya. Dan akhirnya bel
masuk pun berbunyi. Kami segera masuk ke sebuah ruangan.
Di sana ada beberapa orang yang sudah nunggu dan siap
menerima pelajaran dari tentornya. Di sana kelihatan ada beberapa anak yang
masih pakai seragam OSIS SMP. Kelihatannya mereka langsung ke tempat les
setelah pulang sekolah. Sekitar 4 orang cowok duduk di dua baris meja paling
depan bagian kiri . sedangkan beberapa
cewek di baris bagian kanan. Di meja ketigacbagian kiri ada cowok memakai
kacamata yang duduk sendirian. Tentor mulai mengajar. Kami semua diam . banyak
dari kami yang tidak mengenal satu sama lain. Kecuali bagi mereka yang
bersekolah di SMP yang sama. Aku dan Kakak Besar akhrnya duduk di meja deret 4
sebelah kiri. Aku melihat sekilas cowok yang duduk di deret tiga yang duduk
sendiri itu karena dia tidak berkata apapun dan bisa di tebak, di antara kami
semua tidak ada yang satu SMP dengannya. Aku nggak tau kenapa tapi aku sedikit
ngrasa “He was The Same as Me”
Cerita di skip sampai
beberapa minggu kemudian. Ketika berada di les, ada teman baru yang berada satu
kelompok dengan kami. Beberapa orang. Salah satunya teman SD ku yang bernama
Rizal dan orang yang di masa depan akan
ku sebut sebagai “Kakak Tua” . mereka duduk di belakangku dan Kakak besar,
tetapi aku jarang menengok ke belakang. Saat itu aku lebih sering mengabaikan
orang daripada mendengarkan mereka..
Kakak Besar : (nyoret
tanganku pakai tipek)
Aku : Lo ngapain? Pengen di bales? (aku
ngambil tipeknya
Dan Membalas serangannya)
Kakak Besar : (Ketawa) Awas
lo.
Tiba- tiba Rizal memanggilku
Rizal : Zak, gimana kabar lo?
Aku : (menengok ke belakang) baik
(menengok ke depan)
Rizal : Lo uda lama di sini?
Aku : (menengok ke belakang) Ya. (menengok
ke depan)
Setelah les berakhir, aku dan kakak besar nunggu jemputan kami di
emperan. Dan aku mulai bercerita tentang hal yang menyangkut tentang Zulaikha.
Aku : Hey, aku mau ngomongin tentang
Zulaikha
Kakak Besar : Ntar (sambil
pencet- pencet hape) Oke. Ngapa?
Aku : Gini lho *blablablablabla*
Kakak Besar : Terus ?
(sambil pegang hape)
Aku : *blablablabla*
Kakak Besar : Walah kasihan
(masih pegang hape)
Aku : Maka dari itu *blablablabla*. Lo
jangan coba- coba
bilang
siapa- Siapa tentang ini. OK?
Kakak Besar : Oke. (sambil
lihat hape) . wah durasinya lama juga
Aku : (muka kopong) HAAAAA????
Kakak Besar : Hahahaha
Intinya, dia ngrekam
pembicaraanku tentang Zulaikha. Lalu dia ketawa sambil muter rekaman itu. Aku
nyoba ngrebut tapi gagal. Dan akhirnya rekaman itu nggak bisa tak hapus. Aku
nyoba merengek dan ngrayu- ngrayu agar dia hapus rekamannya tapi dia nggak mau.
Aku pun pasrah dan konon katanya rekaman itu masih ada di hape itu sampai aku
kelas X SMA. . tetapi dia nggak pernah ngasih tau rekaman itu ke siapa- siapa.
Ingatlah bahwa ini cerita
hanyalah fiksi belaka dan jika ada kesamaan sifat, karakter, dan kejadian
bahkan tempat itu semua hanya MITOS belaka. Cerita ini bersambung ke part
selanjutnya yang sedang dalam proses penulisan
BERSAMBUNG
